Ribuan pedagang di Kota Malang, Jawa Timur berhenti berjualan setelah Pasar Besar terbakar pada Kamis dinihari, 26 Mei. Aparat kepolisian menyatakan tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
“Api diduga berasal dari bagian utara pasar sekitar pukul 03:00 pagi. Sempat padam namun api kembali menyala,” kata Wahyu Setianto, Kepala Dinas Pasar Kota Kota Malang.
Pasar modern itu menggabungkan pasar tradisional di lantas dasar dengan pedagang aneka komoditi kering di lantai satu seperti produk tekstil, emas, pecah belah, plastik dan kebutuhan rumah tangga yang lain. Api merambat dari lantai dasar ke lantai satu.
Walau mengerahkan belasan mobil pemadam kebakaran, api benar-benar padam 12 jam kemudian.
Puluhan kios milik pedagang terbakar dan ratusan lain rusak-rusak dalam proses pemadaman api.
“Soal ganti rugi nanti akan dibicarakan lagi lintas sektor, fokus kami saat ini adalah relokasi pedagang agar segera bisa berdagang kembali besok,” kata Wahyu.
Dinas Pasar memperkirakan perputaran uang di Pasar Besar mencapai Rp 1 miliar setiap harinya.
“Pernah ada survei kecil-kecilan, sehari perputaran uang di Pasar Besar mencapai Rp 1 miliar. Banyak Pedagang dari Trenggalek, Blitar, Kediri sampai Surabaya mencari barang grosir di Pasar Besar,” katanya.
Pasar beroperasi dari pukul 05:00 WIB hingga pukul 18:00.
Menurut data Dinas Pasar, terdapat 1.700 kios di dalam pasar besar. Setiap hari, satu kios membayar retribusi sebesar Rp 200 hingga Rp 2000.
“Tapi tidak semua mau membayar, kalau merasa rugi mereka tak membayar,’ kata Kepala Pasar Besar Harianto.
Sementara itu, aparat kepolisian menyiagakan 100 personel sejak kebakaran terjadi. Fokus mereka adalah mencegah terjadinya penjarahan dan memastikan tak ada manusia yang terjebak di dalam pasar besar.
“Sampai saat ini tak ada korban jiwa dalam kebakaran. Aparat berjaga di setiap titik pintu masuk pasar untuk mencegah penjarahan,” kata Waka Polres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka.
Pasar Besar Malang dibangun pada 1990. Pasar tersebut pernah terbakar pada 2003. Setelah dibangun kembali, pedagang tradisional menempati lantai dasar, sementara pasar 'modern', seperti Matahari, menempati lantai 2 dan 3.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang Rif’an Yasin mengatakan ada sekitar 5000 pedagang yang memiliki kios di dalam Pasar Besar.
Laporan sementara menyebutkan kebakaran merusak sekitar 30 kios di dalam pasar besar. Sementara ratusan pedagang lain menderita kerugian akibat proses pemadaman. “Saya sendiri penjual kain, kain saya yang kena air ya rusak. Tapi untuk kerugian total belum ada laporan penuh,” katanya.
Pedagang berharap pemerintah bisa cepat belajar dari kebakaran hari ini. Para pedagang sempat melaporkan hydrant air yang tidak berfungsi tetapi laporan itu tidak ditanggapi hingga terjadi kebakaran. Akibatnya, mobil pemadam kebakaran harus mengambil air dari hydrant lain yang lokasi di luar pasar besar.
"Ada sekitar enam hydrant di sekitar pasar besar. Tapi semuanya tidak berfungsi. Ini sudah kami laporkan tapi tak ada tindakan lanjutan,” katanya.
artikel ini di posting oleh hydro c